Sekjen PBB Antonio Guterres (Foto: Kyodo via Reuters)
New York, Jurnas.com - Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengecam sistem keuangan pemerintah global, yang memprioritaskan utang alih-alih meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
"Separuh dunia kita sedang tenggelam dalam bencana pembangunan, yang dipicu oleh krisis utang yang menghancurkan," kata Guterres dikutip dari AFP pada Rabu (12/7).
"Sekitar 3,3 miliar orang tinggal di negara-negara yang membelanjakan lebih banyak untuk pembayaran bunga utang daripada untuk pendidikan atau kesehatan," imbuh dia.
Pengadilan Militer Israel Perpanjang Tahanan Rumah bagi Tentara yang Dituduh Melecehkan Tahanan Palestina
Guterres menambahkan, karena sebagian besar utang yang tidak berkelanjutan ini terkonsentrasi di negara-negara miskin, utang tersebut dinilai tidak menimbulkan risiko sistemik terhadap sistem keuangan global.
"Ini fatamorgana. 3,3 miliar orang lebih dari risiko sistemik. Ini kegagalan sistemik," tegas dia.
Menurut laporan berjudul "A World of Debt", total utang publik global mencapai US$92 triliun tahun lalu, meningkat lima kali lipat sejak 2000 silam.
Negara-negara berkembang mengisi hampir 30 persen dari total utang ini, dan nilai utang tumbuh pesat. Meskipun tingkat utang lebih rendah dalam kaitannya dengan PDB, negara miskin dituntut membayar bunga utang lebih tinggi.
"Ini adalah salah satu hasil dari ketimpangan yang dibangun ke dalam sistem keuangan global kita yang sudah ketinggalan zaman, yang mencerminkan dinamika kekuatan kolonial pada era ketika itu diciptakan," jelas Guterres.
KEYWORD :PBB Antonio Guterres Utang Luar Negeri Sistem Keuangan